Rasa keingin-tahuan tanpa adanya batasan hanya akan berujung pada terjerumusnya seseorang dalam suatu ketidak-tahuan yang lebih dalam dan lebih adiktif lagi. By Joelouisrock


Hal ini semakin diperparah dengan semakin mudahnya para pelajar pengakses dunia tabu untuk dapat berbagi hal tersebut dengan temannya yang notabene belum mengetahui / tidak ingin mengetahui hal tabu tersebut lewat koneksi bluetooth maupun kabel data smart phone mereka. Pernah suatu kali aku memergoki para pelajar SMP yang sedang asyik menonton video ektrim yang disuguhi oleh salah satu pelajar putri dan video tersebut menggambarkan seorang dokter sedang melakukan pembedahan tubuh manusia. Sang pelajar putri ini tidak merasa jijik maupun risih pada saat mempertontonkan video ektrim ini bahkan dia sempat menawarkan aku untuk menontonnya. That's crazy don't you think ?

Sejatinya , para orangtua adalah pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas sgala penyimpangan prilaku para siswa dibawah umur tersebut . Mengapa ? karena para orangtua seringkali memanjakan putra-putrinya dengan barang-barang mahal seperti smart phone tanpa menyadari efek samping yang diakibatkan oleh smart phone itu sendiri. Mereka beralasan bahwa mereka tidak ingin kehilangan kontak dengan putra-putrinya semenitpun sehingga mereka menghadiahi buah hati mereka smart phone yang lumayan mahal itu. Selain itu kurangnya pengetahuan para orangtua akan fasilitas smart phone serta kemampuan yang dapat dilakukan smart phone tersebut memberikan keleluasaan bagi para pelajar untuk dapat terus-menerus mengakses dan mendownload situs-situs terlarang. Hal ini sama halnya seperti memberikan senjata kepada anak kecil dan sewaktu-waktu mereka dapat menyakiti dirinya sendiri dan orang lain.

0 Comments