Belum lagi beberapa reality show yang God knows kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan atau tidak ( sepertinya engga dech... ). Sebagai contoh , reality show " Masihkah kau mencintaiku " yang mengumbar masalah rumah tangga orang lain dipertontonkan seolah-olah tak ada rasa malu lagi. Buat apa ? mempermalukan keluarga tersebut ? atau hanya sekedar menaikkan rating acara dan TV tersebut ? It doesn't make any sense to me. Kesan dibuat-buat dan sesuai skript yang diberikan oleh sang sutradara begitu nyata sehingga membuatku muak melihatnya. Apakah TV swasta tersebut sudah kehilangan akal sehat sehingga harus mempermainkan emosi penonton dengan hal-hal yang cukup memalukan bagi keluarga yang "bermain " dalam acara ini ? Aku tak habis pikir melihat kualitas para aktor dan aktris amatiran dalam acara ini tak kalah hebat dibandingkan dengan artis-artis papan atas Indonesia. Yang bikin aku bertanya-tanya adalah mengapa mereka mau melakukan ini ? demi sekedar uang ratusan ribu ? atau memang sudah tak mempunyai rasa malu lagi ?
Yang paling parah adalah sinetron yang diputar salah satu TV swasta dimana sinetron ini mengisahkan cerita-cerita rakyat / hikayat dengan memakai setting masa sekarang. Aduh amit-amit jabang bayi dech... Begitu terkesan tak mendidik dan bahkan membodohi pemirsa karena para artis dalam acara tersebut tak memakai kostum yang sesuai dengan jamannya. Mereka cuma memakai jeans dan T-shirts sedangkan mereka sering berkata : " Paduka " ... " Tuan Putri "... Apakah memang TV swasta tersebut sedangkan mengecangkan ikat pinggang dalam pengeluaran sehingga mereka cuma bisa menyuguhkan acara TV yang begitu low-budget dan low-quality abis ?
Pemirsa Indonesia bukanlah pemirsa yang bisa dibodohi dengan menggunakan jargon " real " ataupun "reality show " sehingga para sutradara maupun produser acara dapat dengan sesukanya menyuguhkan acara tidak bermutu dan penuh usaha pembodohan tersebut. Sudah seharusnya mereka menyadari bahwa cepat atau lambat acara-acara sinetron dan reality yang tidak bermutu pasti akan ditinggalkan oleh pemirsanya. Dan sudah saatnya juga para produser bersama team kreatifnya menciptakan acara yang benar-benar mendidik dan profitabel bagi TV swasta dimana mereka bekerja. Sebagai pemirsa, kita juga harus bisa selektif dalam memilih acara TV serta TV swasta yang benar-benar bermanfaat dan mencerdaskan. Sebagai masukan terakhir , Komisi Penyiaran Indonesia juga harus lebih pro aktif dalam mencermati, mengantisipasi dan menghentikan acara-acara TV yang tidak mendidik, mengumbar kekerasan dan seks yang dapat memicu kriminalitas di masyarakat.
0 Comments