Stop Pemutaran Sinetron dan Reality Show yang Membodohi Pemirsa TV !

Kekerasan.. pelecehan.. kebohongan.. dan penistaan.. Itulah kata-kata yang dapat mewakili tontonan yang masyarakat Indonesia dapatkan belakangan ini. Semua kata-kata bersifat negatif ini mencerminkan buruknya kualitas tontonan yang disuguhkan beberapa TV swasta untuk pemirsa baik di kota-kota maupun di pedesaan. Kenapa aku bisa berkata seperti itu ? Alasannya adalah karena kekesalanku setelah melihat sinetron berjudul " Orang Keempat " yang di putar di salah satu TV swasta. Film TV ini begitu banyak mengumbar kekerasan , pelecehan serta penistaan. Kekerasan dan pelecehan terhadap wanita ditunjukkan begitu jelas dimana terlebih dahulu sang korban diberi minuman penenang sebelum di perkosa. Sedangkan penistaan yang diekspose adalah deskripsi pelajar wanita yang di gambarkan sebagai pelajar yang kasar , kriminal dan penuh dendam. What the f**k ??

Belum lagi beberapa reality show yang God knows kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan atau tidak ( sepertinya engga dech... ). Sebagai contoh , reality show " Masihkah kau mencintaiku " yang mengumbar masalah rumah tangga orang lain dipertontonkan seolah-olah tak ada rasa malu lagi. Buat apa ? mempermalukan keluarga tersebut ? atau hanya sekedar menaikkan rating acara dan TV tersebut ? It doesn't make any sense to me. Kesan dibuat-buat dan sesuai skript yang diberikan oleh sang sutradara begitu nyata sehingga membuatku muak melihatnya. Apakah TV swasta tersebut sudah kehilangan akal sehat sehingga harus mempermainkan emosi penonton dengan hal-hal yang cukup memalukan bagi keluarga yang "bermain " dalam acara ini ? Aku tak habis pikir melihat kualitas para aktor dan aktris amatiran dalam acara ini tak kalah hebat dibandingkan dengan artis-artis papan atas Indonesia. Yang bikin aku bertanya-tanya adalah mengapa mereka mau melakukan ini ? demi sekedar uang ratusan ribu ? atau memang sudah tak mempunyai rasa malu lagi ?

Yang paling parah adalah sinetron yang diputar salah satu TV swasta dimana sinetron ini mengisahkan cerita-cerita rakyat / hikayat dengan memakai setting masa sekarang. Aduh amit-amit jabang bayi dech... Begitu terkesan tak mendidik dan bahkan membodohi pemirsa karena para artis dalam acara tersebut tak memakai kostum yang sesuai dengan jamannya. Mereka cuma memakai jeans dan T-shirts sedangkan mereka sering berkata : " Paduka " ... " Tuan Putri "... Apakah memang TV swasta tersebut sedangkan mengecangkan ikat pinggang dalam pengeluaran sehingga mereka cuma bisa menyuguhkan acara TV yang begitu low-budget dan low-quality abis ?

Pemirsa Indonesia bukanlah pemirsa yang bisa dibodohi dengan menggunakan jargon " real " ataupun "reality show " sehingga para sutradara maupun produser acara dapat dengan sesukanya menyuguhkan acara tidak bermutu dan penuh usaha pembodohan tersebut. Sudah seharusnya mereka menyadari bahwa cepat atau lambat acara-acara sinetron dan reality yang tidak bermutu pasti akan ditinggalkan oleh pemirsanya. Dan sudah saatnya juga para produser bersama team kreatifnya menciptakan acara yang benar-benar mendidik dan profitabel bagi TV swasta dimana mereka bekerja. Sebagai pemirsa, kita juga harus bisa selektif dalam memilih acara TV serta TV swasta yang benar-benar bermanfaat dan mencerdaskan. Sebagai masukan terakhir , Komisi Penyiaran Indonesia juga harus lebih pro aktif dalam mencermati, mengantisipasi dan menghentikan acara-acara TV yang tidak mendidik, mengumbar kekerasan dan seks yang dapat memicu kriminalitas di masyarakat.

Post a Comment

0 Comments