Satu kata buat para pelajar Tangerang ,Banten yang kembali dari Olimpiade Sains di Polandia...Salut. Mereka telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia international dengan kecerdasan mereka serta menunjukkan kegigihan yang tak kenal keterbatasan. Ada apa dengan kata keterbatasan ? well, hal ini disebabkan salah satu peserta , Nugra Akbari, memiliki keterbatasan fisik tapi dia mampu memperoleh emas dari hasil karyanya membuat batik dengan bantuan komputer. Dia telah membuktikan bahwa keterbatasan tidak mengkungkung kemampuannya untuk berkreasi demi nama bangsa. Selain itu Guinandra Lutfan Jatikusumo dari SMA Taruna Nusantara lewat penelitian berjudul Menghilangkan Asap dan Debu dari Tank Perang serta Idelia Chandra dari SMA St Laurensia dengan penelitian perbedaan suara secara fisika dalam gamelan Bali juga telah mengharumkan nama bangsa ini lewat perolehan mendali emasnya. Wow, magnificent performance dude...

Dari sini kita bisa berkaca bahwa bangsa kita adalah bangsa yang pintar dan kreatif serta tidak kalah dengan bangsa lainnya. Tapi yang disayangkan adalah mengapa masih saja ada oknum-oknum pendidik yang begitu tidak pintar dan begitu tidak kreatifnya sehingga mereka harus bermain curang demi meluluskan anak didiknya lewat contekan ? Coba saja lihat 5 sekolah di Medan serta 3 sekolah di kabupaten Sumut yang melakukan kecurangan dengan memberikan kunci jawaban di luar ruangan kelas. Tak dapatkah mereka melakukan tindakan lain yang lebih terpuji ketimbang mencekoki siswanya dengan memberikan kunci jawaban ? Shame on you , Indonesian teachers....

Walaupun tingkat kelulusan telah dinaikkan menjadi 5,50 dari 5,25, ini bukan berarti para pendidik kita harus menjadi paranoid dan ketakutan melihat kemungkinan besar banyak siswanya yang tidak dapat lulus. Tapi sebaliknya hal ini dapat menjadi pemacu bagi para pendidik untuk memberikan pendidikan dengan kemampuan terbaik mereka serta mendedikasikan diri mereka seutuhnya demi tercapainya kelulusan yang sempurna dan masa depan yang cerah bagi para siswanya.