Bila kita runut permasalahan ini dari awal maka dapat kita tebak siapa yang sebenarnya bersalah dalam kasus ini. Tengku mengenal dan jatuh hati pada Manohara di saat sang model berumur 15 tahun. Kemudian tengku menunggu hingga Manohara cukup umur untuk dinikahi dan tentunya atas persetujuan sang ibu yang juga melihat masa depan yang sangat menjanjikan baik untuk Manohara maupun keluarganya. Bisa dibayangkan keuntungan materiil yang akan diperoleh baik oleh Manohara maupun untuk keluarganya apabila dia dapat menikah dengan Tengku. Uang, harta dan ketenaran akan menjadi milik Manohara dan sang ibu sudah menunggu di pelaminan. Kerajaan Kelantan juga telah menjanjikan semua kebutuhan ibu Manohara seperti mobil, apartemen dan harta benda lainnya akan di penuhi dengan baik.
Sudah selayaknya sang ibu melakukan investigasi terlebih dahulu tentang latar belakang serta kelam terangnya kehidupan sang Tengku Fakhry sebelum menentukan Tengku sebagai menantunya. Sebaliknya sang ibu cepat cepat menyodorkan tangan sang anak kepada Tengku untuk dipinang. Apakah Manohara di tanya dan menyetujui perkawinannya tersebut ? we don't know karena hanya sang ibu dan Manohara saja yang dapat menjawabnya. Apabila aku menjadi Manohara , aku akan menolak tawaran sang Tengku dan sang ibu karena masih banyak yang dapat diraih dalam hidup ini ketimbang harta dan ketenaran. Tapi Kenyataan berkata lain dan menikahlah Manohara dan Tengku atas restu dari sang ibu.
Waktu berjalan dan kebahagiaan terpancar dari wajah Manohara sendiri. Hal ini dapat terlihat pada foto fotonya bersama dengan sang suami , Tengku Fakhry , diberbagai kegiatan.
Cukup mengherankan apabila tiba-tiba sang ibunda menuduh sang menantu telah menculik putrinya pada saat mereka sedang umroh di Mekaah. Selain itu tuduhan lainnya tentang perlakuan kasar sang Tengku tentang menyilet tubuh Manohara dan kekerasan seks yang dilakukan olehnya terhadap sang model tidak masuk akal. Kenapa ? karena bukti bukti yang diberikan hanyalah sebatas lisan dan prejudice / prasangka buruk. " Mungkin manohara di beginiin... mungkin dia di begituin... " sebagai kalimat kalimat bernuansa penuh asumsi. Secara akal sehat, aku tidak bisa begitu saja menerima apa yang dikatakan oleh ibu Daisy Fajirina sebagai suatu kebenaran hanya karena dia bisa bicara di berbagai media dan di banyak kesempatan. Bagaimana dengan Tengku Fakhry yang sampai saat ini tidak dapat membela dirinya di publik Indonesia ? Walaupun Todung Mulya Lubis telah di hibahkan mandat untuk membela kepentingan keluarga Kelantan serta memenangkan kasus ini di Indonesia , tapi tetap saja secara pribadi Tengku Fakh ry tak dapat membela dirinya secara langsung karena dia tidak mengklarifikasi tuduhan yang di sarangkan kepadanya. That's why ibu Daisy dengan semena mena dapat menuduhkan hal hal negatif kepada Tengku Fakhry.
Bagaimana dengan ibu Daisy Fajirina sendiri ? sudah benarkah dirinya sehingga dia dapat mengklaim sebagai ibu yang di zolimi oleh menantunya sendiri ? patutkah dibenarkan tindakannya yang mengekspos perlakuan seks sang menantu terhadap putrinya sendiri ke media massa ? Kalaupun apa yang dituduhkan kepada Fakhry benar adanya , ibunda Manohara tidak mempunyai hak untuk membuka aib sebuah keluarga karena yang berumah tangga adalah antara Manohara dan Fakhry ; bukan ibu Daisy Fajirina. Dan akupun setuju apabila keluarga kerajaan Kelantan mencekal ibunda Manohara karena ibunda tersebut tidak dapat bekerja sama serta berusaha menyelesaikan kasus internal rumah tangga secara baik- baik. Tentunya aku akan berusaha menjaga kehormatan kerajaan semampuku apabila ada orang orang yang berusaha mecoreng nama baik keluarga.
Bagaimana dengan tuduhan dari pihak kerajaan yang mengklaim lilitan utang piutang dari ibu Daisy Fajirinalah yang memicu tuntutan materiil kepada keluarga kerajaan ? Off course ini masih perlu analisa lebih lanjut karena belum ada titik temu antara keluarga kerajaan Kelantan dan ibunda Manohara , Daisy Fajirina. Dan tampaknya cepat atau lambat kejujuran itu akan menampakkan dirinya sendiri tanpa harus dipaksakan. Aku hanya berharap Manohara Odelia Pinot dapat kembali merasakan kebahagiaan tanpa harus dilanda tekanan baik oleh kedua belah pihak yang mungkin memiliki agendanya sendiri sendiri : pihak Tengku Fakhry dengan agenda penyelamatan nama kerajaan dan ibu Daisy Fajirina dengan agenda tersembunyi bertopengkan hak azasi seorang ibu untuk bertemu dengan putri tersayangnya.
1 Comments
cari sensasi buktinya jadi artis dan ibunya jadi buronan interpol
ReplyDelete