Tampaknya hari demi hari pemberitaan tentang teroris Indonesia semakin gencar di berbagai media massa. Baik koran , majalah , tabloit , televisi , radio bahkan di kanal-kanal berita di internetpun membahas perkembangan perburuan terhadap para teroris. Berita-berita yang disampaikan pun tidak sedikit yang bersifat bombastis, mengada-ada bahkan terkesan hanya memikirkan rating saja. Sebagai contohnya ,email yang dikirim ke redaksi Bagus TV di Jember , Jawa timur dan diklaim sebagai kiriman dari Nordin M Top berisi tentang keberadaan dirinya di Temanggung tampaknya hanya hoax alias bohongan saja. Email yang juga menjelaskan tujuan dari pengeboman-pengeboman di Indonesia sebagai usaha retaliasi / balas dendam terhadap orang asing , dalam hal ini warga Amerika tidak menunjukkan gaya bahasa / logat dari orang Malaysia ( kebangsaan dari Noordin M Top ). Yang menjadi suatu pertanyaan besar adalah bagaimana dengan efek yang ditimbulkan oleh pemberitaan ini di masyarakat ?

Aku setuju dengan pemberantasan teroris sampai keakar-akarnya adalah suatu tindakan yang bagus untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat tetapi pemberitaan yang luar biasa tentang teroris , kehidupan dan keluarganya , serta orang-orang yang bersinggungan dengan para teroris seperti tetangga , kerabat dan lain sebagainya telah memberikan efek samping psikologis yang luar biasa hebatnya sampai-sampai orang takut untuk pergi ke tempat-tempat umum. Aku jadi heran , apakah sebenarnya tujuan pemberitaan tentang teroris ini ? Mereka ( dalam hal ini para pencari berita alias jurnalis ) mustinya sadar bahwa semakin para teroris tersebut di ekspos di media , mereka akan semakin gembira dan merasa pesan yang disampaikan akan begitu cepat sampai di masyarakat. Tentunya mereka akan melakukan manuver-manuver lainnya yang bisa lebih tokcer untuk mengintimidasi masyarakat.

Mungkin sudah seharusnya para pencari berita serta para news editor dapat membatasi pemberitaan tentang teroris ini hanya pada level informasi terbaru saja dan tidak lagi menanyangkan foto-foto atau video yang menunjukkan kebrutalan mereka di pemboman J.W Marriot sebelumnya. Kenapa ? karena para teroris yang hanya memiliki naluri kebinatangan tersebut begitu senang melihat hasil kerja mereka terus-menerus diliput oleh media. Hal ini bukannya mempersempit ruang gerak para teroris karena wajah mereka terpampang di berbagai media tetapi hanya memicu keinginan mereka untuk melakukannya lagi di masa datang dengan kemungkinan skala ledakan yang lebih besar lagi. Ini akan lebih merepotkan lagi bukan ?